Total Tayangan Halaman

radio Blog play or fause

Minggu, 13 Maret 2011

kitab Al-Hikam = mutiara hikmah ibadah


Disusun Oleh Al-Faqir K.Komarudin

KITAB AL-HIKAM DAN URAIAN SINGKAT

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Alloh yang tetap menempatkan kita sebagai orang yang beriman dan memegang teguh ajaran manusia pilihan-Muhammad Saw-sebagai penyempurna akhlak manusia agar menjadi insan-insan kamil.
Solawat dan salam selalu tercurah kepada Baginda Nabi Besar Muhamad Saw sebagai penutup para Nabi dan Rosul walau orang-orang murtad mengingkarinya.
Salam Hormat dan takjim Al-Faqir kepada seluruh para Alim 'Ulama,para Guru,para sahabat dan seluruh kaum Muslimin/at yang menjalankan tugas sebagai Kholifatulloh dimuka bumi.{amma bakdu};

Al-Faqir [K.Komarudin] selaku insan yang dhoif mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada banyak kekurangan dalam menterjemahkan {dan sekilas menguraikan} Kitab 'Ulama termasyhur akan kearifannya tentang ilmu hakikat makrifat yaitu Tuan Seikh Ibnu 'Atho'illah Rhm.Biridho'illahi ta'ala Al-Fatihah............1 x

Berikut ini adalah urain { sebagai bahan rujukan atau } penjelasan Kitab Al-Hikam karya seorang 'Ulama Besar yaitu Seikhul Islam Al-Imam Al-Muhaqqik Al-Arif Billah "Abil Fadhil Ahmad bin Muhammad bin 'Abdul Karim bin 'Atho'illah As-Sakandary Rohimahullahu 'alaihi {Rhm}.

Didalam Kitab Al-Hikam ini Mushonif/pengarang akan menerangkan atas 300 bait hikmah yaitu susunan bahasa yang berguna bagi yang menjelaskan tentang adab dan akhlak yang terpuji yang menjadi wasilah mendapatkan kemulyaan dan derajat yang luhur didunia dan akhirat.Maka siapapun orang yang ucapan dan tindakan serta i'tikad dalam hatinya sesuai dengan isi Kitab ini,orang itu disebut  sebagai Hukama atau ahli Hikmah yang sebenarnya sehingga ucapannya "yatarokkabu minal maqooli wal haali wayakuunu mimman yanhaddho haaluhuu wayadullu 'alalloohi " artinya  ' mufakat/sesuai antara ucapan dan perbuatannya yang membawa semangat  dalam mnuju mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu taqwa ilallooh.

Sebelum mulai menjelaskan Hikmah yang pertama,perlu diketahui terlebih dahulu definisi Kitab Al-Hikam ini { yang berisi tentang ajaran Tasauf }.

= Definisinya ilmu Tasauf ; ilmu pengetahuan yang mengetahui berbagai maca tingkah napsu dan sipat napsu  yang terpuji atau tercela.

= Maudhu'nya ; Watak napsu yang terpuji atau tercela.

= Buahnya Tasauf ; bisa membersihkan hati dari kotoran-kotoran dan yang mrusak hati,srta bisa menghiasi dengan musyahadah { brsaksi/menyaksikan } atas Dzat Al-Malikul Goffaar yaitu Dzat Allah 'Azza Wa Jalla.

= Dasar hukumnya ; Al-Qur'an,Sunnah Rosulullah Saw dan dari hidayah petunjuk para 'Ulama Sholeh yang Ahli Makrifat { mengenal Allah dengan sebenarnya } .
= Yang mengadakannya : Baginda Nabi Besar Muhammad Saw dengan perjalanan wahyu dan ilham  kemudian dibukukan  dan diterangkan oleh para  Ahli Makrifat.

= Keutamaanya ; Dapat mengungguli dari berbagai macam disiplin ilmu yang lain sebab melihat atas pentingnya ilmu Tasauf dan faedahnya bagi hati/bathin/rohani/jiwa.Pentingnya ilmu Tasauf bagi hati/bathin seperti pentingnya ilmu Fiqih untuk ibadah lahir/jasmani.


= Hukum Belajar Tasauf ; Fardu 'ain bagi setiap muslim yang sudah akil baligh,sebab tiada satupun orang yang terlepas dari aib dan keburukan hatinya kecuali para Nabi dan Rosul 'Alaihimus Salam.

Sehingga Al-Imam Abil Hasan As-Sadzili Rhm wa Qoddasalloohu sirruh menyatakan,;

" Barang siapa orang yang tidak pernah masuk { mempelajari,memahami dan mengamalkan } ilmu Tasauf,maka ia akan mati dalam keadaan membawa dosa besar sedangkan dirinya tidak mengetahui ".

Sebagaimana ilmu fiqih diwajibkan untuk kemaslahatan ibadah lahiriah,demikian pula halnya ilmu Tasauf diwajibkan untuk kemaslahatan ibadah bathiniah/hati. 

Maka karena ilmu Tasauf menjadi natijah {kesimpulan } dari segala macam ibadah yang sohih yang menjadi buahnya ahwal yang bersih yang timbul dari pengamalan ilmu yang telah diwariskan Allah SWT kepada Pengarang Kitab ini,maka Pengarang Kitab Al-Hikam memulainya dengan Hikmah yang pertama ;

1.CIRI ORANG YANG BERSANDAR KEPADA AMAL USAHANYA
 [Min 'alaamatil 'iktimaadu 'alal 'amali = Nuqshoonur rojaa-i 'inda wujuudizd zdulali]. 

    Artinya ; " Sebagian tanda/ciri kurangnya mengharap rahmat Allah ketika terjadi suatu kesalahan adalah karena bergantung kepada amal-amal ibadah".
   Maksudnya hikmah -1-  a/l sebagai berikut ; 
-Orang jahil yang lalai { jahilin ghofilin } biasanya suka menyandarkan dirinya keselain Allah SWT.Mereka berpedoman kepada kepangkatan,harta-benda,keturunan atau yang lainnya.Orang yang demikian adalah sejahil-jahilnya manusia.Adapun yang termasuk ringan adalah golongan manusia yang bergantung kepada ilmu pengetahuannya atau kepada amal usahanya.Orang kedua inipun termasuk orang yang bodoh serta tercela.
-Seharusnya setiap manusia hanya bergantung kepada Allah,menyandarkan dirinya kepada Allah.Sehingga ia akan biasa merasakan dirrinya itu "tiada daya dan tak punya upaya kecuali atas ijin Allah,atas pertolongan Allah semata-mata " sebagai realisasi dari kalimat lahaula wala quwwata illa billahil aliyil 'azhim.
-Pada hikmah yang pertama  ini Seikh Ahmad 'Atho'illah Rhm menjelaskan ciri-ciri orang yang menyandarkan dirinya kepada amal usahanya bukan menyandarkan diri kepada rahmat Allah SWT yang serba Maha.Maka tatkala terjadi suatu musibah seperti melakukan suatu kealahan atau dosa,orang tersebut lupa kepada rahmat-Nya karena ia bergantung/bersandar kepada amal usahanya atau amal ibadahnya.Sementara orang-orang Ahli Makrifat yang sempurna Tauhidnya,mereka merasa bahwa dirinya dekat engan Allah  serta Mata hatinya melihat bahwa dirinya tengah digerakkan oleh Allah { hati-hati dalam memahami keterangan ini,penjelasan disini jauh berbeda dengan faham jabariah atau faham Wahdatul Wujud atau faha sesat lainnya } sehingga Ahli Makrifat selalu merasakan akan lahaula wala quwwata illa billah....
-Maka apabila mereka tengah berada dalam goflah/lalai atau maksiat,mereka segera bertaubat dan menangis sekaligus merasakan ketidak berdayaan sebagai hamba Allah yang dhoif.Dalam situasi seperti itu mereka merasakan bahwa mereka berada dalam sifat Qohar Allah.
-Sebaliknya,ketika mereka { Ahli Makrifat } tengah berada dalam situasi taqwa/beribadah kepada Allah mereka merasa bahwa mampunya berbuat taqwa/ibadah itu semata-mata atas ijin-Nya dan bukan atas kuasa diri pribadi sehingga jauh dari takabur dan ria.Orang seperti tersebut adalah orang-orang yang sudah berada dalam tataran/tingkat napsunya napsu Muthma'innah yaitu napsu yang tenang tentram walau dalam situasi kondisi seperti apapun.
-Mereka yang telah menempati napsu Muthma'innah adalah manusia Mukmin Muslim yang selalu merasakan akan Sifat Qudrot Irodat Allah Swt.Mereka telah berada dalam lautan Tauhid yang sempurna sehingga selalu Khouf { takut kepada Allah } dan Roja' { mengharap Rahmat Allah } dalam setiap desah napa dan dalam setiap detak jantungnya.
-Sedangkan orang yang bukan Ahli Makrifat,mereka selalu bersandar/mengandalkan kepada segala sesuatu selain Allah seperti kepada harta,tahta,wiridan,sodaqoh,karyawan atau ilmu dan amal usahanya maupun ibadahnya. Oleh sebab mereka bersandar kepada yang tersebut,maka Allah akan menutup/menghizab pintu masuk kehadirat Allah SWT.Dengan demikian siapapun yang masih berada dalam alam jahiliah tersebut,segeralah merubah sikap dan memperbaiki hati agar terbuka jalan sampai kehadirat Al-Haq. Wallahu 'a-lam




3 komentar:

IndahZG mengatakan...

Assalamualaikum.... saya ucapkan terimakasih sebanyak - banyak nya dengan adanya blog ini..pengetahuan saya InsyaAllah bertambah amiin...

IndahZG mengatakan...

Haturnuhun bwt Kang Kama Heman atas semua informasi dan dukungan nya...

Zainul Hal mengatakan...

Semoga kita selalu mendapat rahmat dan hidayahNya..
Terimaka kasih artikelnya.

Ucapan Terimakasih Kami

Atas kunjungan dan komentarnya,doa Kami " Jazakallohu khoiro jaza "