Total Tayangan Halaman

radio Blog play or fause

Minggu, 13 Maret 2011

nasihat para ibu

Mengabaikan Nasihat Ibu 

Diceritakan ada seorang abid terkenal dengan sifatnya yang mulia. Pada suatu hari ia pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah. Namun, kepergiannya tidak mendapat restu ibunya, serta tidak direlakan. Tapi, ia tetap nekat pergi tanpa mempedulikan larangan ibunya.

Dari belakang ibunya mengikuti sambil berdoa: "Wahai Tuhanku, anakku telah membakarku dengan api perpisahan. Maka timpakanlah kepadanya suatu siksaan!" Sang ibu merendahkan diri dan bermunajat kepada Allah SWT.

Ketika si abid tersebut tiba di sebuah kota di waktu malam, maka ia masuk ke dalam masjid untuk melakukan ibadah. Bertepatan pada malam itu, ada pencuri yang masuk ke sebuah rumah di dusun tersebut. Pemilik rumah mengetahui bahwa pencuri berada di dalam rumahnya yang bermaksud mengambil barang-barang. Kontan saja, pemilik rumah berteriak, dan kemudian orang kampung mengejarnya, sehingga pencuri lari dan menuju ke arah masjid.

Sewaktu mereka sudah sampai di muka masjid, pencuri menghilang. Lalu orang kampung pun berteriak: "Pencurinya di dalam masjid!" Kemudian mereka masuk ke dalam masjid, dan melihat si Abid tadi yang sedang berdiri mengerjakan shalat. Pada saat itu juga mereka menangkap si Abid dan menggiringnya untuk diserahkan kepada yang petugas pemerintah.

Lantas penguasa kota memerintahkan agar kedua tangan si Abid dipotong, termasuk kedua kakinya, begitu juga kedua matanya harus dikeluarkan. Petugas negara itu kemudian melaksanakan perintah, dan segera memotong kedua tangan dan kedua kaki si Abid, serta mengeluarkan kedua buah matanya seraya berseru di pasar: "Inilah balasan orang yang mencuri…..!"

Si Abid berkata: "Janganlah kalian mengatakan seperti itu, tapi katakanlah: "Ini adalah balasan orang yang bermaksud thawaf ke Makkah, tanpa restu ibunya…..!"

Ketika mereka mengetahui bahwa ia seorang yang alim dan akan menunaikan ibadah ke Makkah, maka mereka sama menangis sedih penuh penyesalan, lalu mengembalikan si Abid kepada ibunya, serta diletakkan pada pintu tempat ibadah.

Ternyata di dalam sudah ada ibunya, yang sedang berdoa: "Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau telah memberikan cobaan kepada anakku dengan satu ujian musibah, maka kembalikanlah ia kepadaku sehingga aku bisa melihatnya!"

Tiba-tiba si ibu mendengar suara dari luar rumah. "Saya adalah musafir yang lapar, berilah aku makan!" kata si Abid.

"Datanglah engkau ke pintu!" jawab si ibu.

"Saya tidak punya kaki untuk berjalan kepada engkau,'' kata si Abid.

''Ulurkan tanganmu!" kata ibunya. "Saya tidak punya tangan,'' jawab si Abid.

"Kalau aku memberi makan kepadamu, maka terjadilah perbuatan haram antara saya denganmu,'' sahut ibunya. "Jangan takut, karena saya sudah tidak mempunyai mata."

Maka sang ibu mengambil sopotong roti dan air yang dingin dari kendi, lalu diberikan kepadanya. Ketika si Abid menyadari bahwa perempuan itu ibunya, maka ia meletakkan wajahnya pada telapak kaki ibunya sambil berkata: "Saya adalah anak ibu yang durhaka…!"

Seketika itu ibunya amat terkejut, setelah mengetahui kondisi anaknya yang sudah tidak mempunyai tangan dan kaki, serta kedua matanya juga tidak ada, si ibu menangis seraya berkata: "Wahai Tuhanku, kalau keadaan kami seperti ini, maka cabutlah ruhku dan ruh anakku, sehingga orang-orang tidak mengetahui aib yang kami derita!" Belum sampai sempurna perkataan perempuan itu, maka ruh keduanya pun melayang.
Sumber: masjidjami.com

 

Tidak ada komentar:

Ucapan Terimakasih Kami

Atas kunjungan dan komentarnya,doa Kami " Jazakallohu khoiro jaza "